Selasa, 30 Desember 2008

cardio

Peradangan Jantung

Endo

Myo Karditis

Peri

ENDOKARDITIS

Merupakan infeksi pada endokard dapat bersifat, bila <> akut (pada umumnya mati) atau subakut > 6 minggu dan katub yang abnormal.

· Insiden : - pada anak-anak : 3,4/1juta/tahun

- pada dewasa : 40/1 juta/tahun

Mortality rate 15%

· Faktor predosposisi :

High pressure test Lower pressure system

(ROBRARD’S FACTOR)

Sering Jarang

- Peny. Katub aorta (plg sering) HOCM

(Bikuspid/reumatik ) Tek

- Peny.katub Mitral ASD

(MI,MS, Floppy Valve) PS

- Coartatio, katub prostetik Katub Normal

PDA - VSD

TOF : - Stenosis Pulmo

VSD - vent. B’pindah ke tengah

· Resiko Tinggi : - Usia lanjut -Hamil

- Drug aborsens -DM

- Gagal ginjal -Hemodialisis

- Katub prostetik -Alkoholism

· Portal of Entry :

- Dental work Ca-colon

- Urinary tract inf Respiratory tract inf

- Skin disease (purulent lesion) Abortion

- IV canulation Partusition

- IV drug abuse Surgery

- Gall bladder disease Bladder

· Gejala Klinis :

- Infeksi : demam,keringat malam, BB, anemia, lemah

- Deposisi imun kompleks : - humoral Ig

- celuler makrophag

- Hematuria

- Vaskulitis (otak, ginjal, kulit)

- Retinal hemorraghers (Roth spots)

- Splinter Hemorraghes

- Arthralgia

- Osler’s nodus (painful)

- Janeway lesions (painless)

· Prognosis :

- Tergantung umur

- Jenis katub

- Jenis kuman

- Abses miokard

- Emboli

- Turning dan Rational pengobatan

· Kelainan : - gagal jantung

- gagal ginjal

- Ruptur

· Penanggulangan :

- Antibiotik dosis > 10 x MIC

- Anti koagulan : - Katub protestik

Heparin/ - Trombosis vena

Warfarin - Emboli paru

- Peny. Katub mitral

-Yang telah menggunakan

antikoagulan

Dosis : Protrombin time 1,5 x control

· Pembedahan : - gagal R/ dgn antibiotik

- gagal jantung yang refrakter

- Aneurisme semen valsava

- Septal abses (PR-Interval >> )

· Pencegahan : Diberikan pada kondisi :

Kondisi Jenis tindakan

- Katub protestik Prosedur gigi

- Riwayat endokarditis Tonsilektomi

- Peny. Jantung kongenital Operasi mukosa respirasi

- MVP dengan MI Bronkospi

- Peny. Katub reumatik Cytoskopi

Skleroterapi (varises

Esofagus)

Operasi usus, prostat,

tract.urinarius

Partus (sedang inf)

Oral : - Amoksisilin (3gr)

- Eritromycin (800 gr) 1 jam sebelum prosedur

- Clyndamycin (300 mg) ½ dosisi sesudah 6 jam

prosedur

PERIKARDITIS

Merupakan peradangan perikarditis (lapisan parietal dan viceral) yang bersifat primer maupun sekunder (akibat penyakit sistemik)

· Penyebab : - Demam reumatik akut

- Inf. Bakteri

- Virus TBC

- Uremi

- Dressler’s Syndrome (Rx autoimun) ;

-Pasca Infarka Miokard analgetik

- Sindrom Pasca Kardiotomi

- Malignancy

- Radioterapi

- Hipotiroid

- Idiopatik

· Gejala klinik :

Nyeri Dada ; - tajam, bertahan lama

DD = AP - Retrosternal

- ↓↓ pada posisi duduk

- ↑↑ pada posisi terlentang (tarik napas)

Berbeda dengan angina pectoris :

- Rasa tertekan

- Tidak berhubungan dengan posisi

- Ada faktor resiko

- Timbul akibat aktivitas jantung

· Pemeriksaan fisis = aukultasi jntung = pericardial RNB

· Laboratorium : - darah rutin - ASTO-titer

- Ureum - Kultur darah

· X-ray

· EKG : Saddle shapper ST-segmen

· Ekokardiografi : efusi perkard

· Pengobatan : - Bed rest

- Analgesik -aspirin -antibiotik ??

-kolkisin

- Kortikosteroid (dosis ↑)

· Komplikasi : Tamponade : - Tanda2 syok

- Sesak > 400cc cairan

- Perasaan t’tekan didada

- JVP

- Pulpus paradoxus

Expirasi inspirasi

TD sistolik >10 mmHg ; N: 5

mmHg

- Oligourin

· EKG : Low voltage, electrical alternants

· Pengobatan : ASPIRASI

MIOKARDITIS

Keterlibatan miokard dalam proses inflamasi fokal atau difuse yang disebabkn oleh infeksi virus, jamur, bakteri, ricketsia, zat fisika/kimiawi

· Gejala : - Fever

- Pericardial pain (Efussion)

- Congestion heart failure

- Syncope / sudden death

· Diagnosis :

Manifetasi mayor ;

- Gagal jantung yang timbul dalam lokasi sesudah gejala

inferior

- Kelainan EKG yang diikuti peningkatan cardiac enzym

Manifestasi minor ;

- Hasil (+) dari : - Neutralizing antibody

- Complimentary = fixation titer

- Hemaglutination inhibition titer

- Hasil (+) histologik Biopsy

-Angiography koroner anomali

· EKG : - ST- T change

- QT-interval >>

- Aritmia (jantung berdebar)

· Natural History : - Kurang lebih 90% sembuh

- 10% Cardiomyopathi

· Therapy : - Simptomatik

- Analgesik, antipiretik

- Bed rest

- Minum banyak

- Kortikosteroid

KARDIOMYOPATI & MIOKARDITIS

Kardiomyopati : 1. Dilated Cardiomyopati

2. Hypertoxopic Obstructive

3. Retrictive

ventilator mekanik

SYSTEM VENTILASI MEKANIK
&
STERELISASI KOMPONEN VENTILATOR

Ns. Dan Tandi, S.Kep

Tujuan Pembelajaran

  1. Menjelaskan sistem ventilasi mekanik & klasifikasinya
  2. Menjelaskan cara-cara mengontrol system dan arus system
  3. Memahami prinsip kerja ventilator
  4. Masalah-masalah yang dapat terjadi selama menggunakan ventilator
  5. Cara sterelisasi komponen ventilator

SYSTEM VENTILATOR MEKANIK

Secara umum dan fisik terbagi atas beberapa karakteristik :

  1. Sumber Tenaga

-Tenaga Listrik

-Tenaga Paru-paru

- Kombinasi keduanya

  1. Tekanan

-Tekanan Positif

-Tekanan Negatif

3. System Kontrol

>System buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi

>Panel Kontrol

hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara tekanan volume dan flow

Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik

1. Triggering/inisiating

yang memulai/memerintah sehingga ventilator bekerja, pemicunya bisa berasal dari :

a. Mesin : Atas dasar waktu

b. Pasien : Karena terjadi perubahan aliran udara / tekanan

2. Pembatasan/limitation

Variabel yang dibatasi antara lain

a. Volume

b. Pressure

3. Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah :

    1. Volume yang masuk tercapai
    2. Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
    3. Volume inspirasi terlampaui
    4. Aliran udara mencapai setting

e. waktu

4. Fase Ekspirasi

pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak

Peran perawat dalam tindakan ventilator

· Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai

· Menentukan setting mode ventilator

· Menetukan Parameter mode ventilator

· Alarm pada posisi ON

· Pasien merasa nyaman

Setting mode ventilasi mekanik

1.CMV ( PCV,VCV)

2. ACMV

3. Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )

4. Pressure Support Ventilation ( PSV )

5. Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )

Control Mandatory Ventilation (CMV)

Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)

> Parameter VCV > Parameter PCV

a. TV a. RR

b. RR b. Inspirasi Time

c. FiO2 c. Inspirasi Pressure

d. I : E Ratio d. P E E P

e. P E E P e. FiO2

f. Sensitivity / Trigger

Synchronous Intermittent Mandatory Ventilation (SIMV)

Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas pada waktu-waktu tertentu

Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV Rate ditiadakan

> Parameter

a. TV

b. SIMV Rate

c. Inspirasi Time

d. Pressure Support

e. FiO2

f. P E E P

Continous Positive Airway Pressure (CPAP)

Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 – 35 cmH2O ), pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi dengan SIMV.

Parameter :

a. PEEP

b. FiO2

Assist Controle (AC)

· Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di dalam sirkuit ventilator

· Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volume/pressure tertentu

Parameter

  1. R R
  2. Fi02
  3. I : E Ratio
  4. Triger Sensitivity
  5. T V
  6. Inspirasi Pressure

1. Respirasi Rate ( RR )

a. Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit

b. Diset diatas dan dibawah nilai normal

c. 10 – 14 x/menit

2. Tidal Volume ( TV )

a. Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas

Diset 6 – 8 ml/Kg.BB

b. Pada ARDS, gunakan volume lebih kecil 4 – 6 ml/Kg.BB untuk meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli

3. Inspirasi : Ekspirasi Ratio ( I:E Ratio )

a. 1:2 / 1:1, merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi

b. Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama / lebih lama dibanding ekspirasi untuk meningkatkan PaO2

4. Inspirasi Pressure ( IP )

1. Mengatur/ membatasi jumlah pressure/volume cyiled ventilator.

- Pressure berlebih, dapat menyebabkan Barotrauma. sedangkan

- Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma

2. Jika inspirasi pressure/valume tercapai maka ventilator menghentikan hantarannya dan alarm berbunyi.

3. Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi, batuk, retensi sputum, ETT tergigit, fighting atau kingking.

4. Tidak melebihi 35 cm H2O.

5. FiO2 ( Fraksi Oksigen )

a. konsentrasi (%) oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien

b. Konsentrasi 21 – 100 %

c. Awal 100 % tidak boleh terlalu lama

d. Dapat diweaning bertahap

e. Setting 100 % bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian ventilasi,

berikan oksigen 100 % selama 15 menit.

6. Trigger / Sensitivity

a. Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulai/trigger inspirasi ventilator

b. Setting à flow / pressure

c. Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan

d. Nilai sensitiviti maksimum;

- P – Trigger ( 0,5 cm H2O )

- F – Trigger ( 0,5 cm H2O )

7. Positive End Ekspiratori Pressure ( PEEP)

a. Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di alveoli) pada akhir ekspirasi

b. Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi

c. Diset 5 – 15 cmH2O.

Dampak :

* SaO2 dan PaO2 lebih baik.

* Volume paru

* Barotrauma

* Hipotensi akibat CO

Setting Alarm ventilator:

Alarm yang paling penting diset ;

1. Minit volum

2. Inspiratory pressure

Masalah-masalah yang dapat terjadi selama menggunakan ventilator

1. Mechanical Malfunction

2. Airway Malfunction

3. Pulmonary Barotrauma

4. Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )

5. Pulmonary atelektasis, Pneumonia

6. Infeksi

7. Kegagalan Weaning.

STERILISASI KOMPONEN VENTILATOR

Pengertian :

ANTISEPTIC : Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup

DESINFEKTAN : Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati

Tahapan

· CLEANING ® PEMBERSIH

· DESINFEKSI ® TINGGI/HIGH

RENDAH/LOW

· STERILISASI ® AUTO CLAVE / EO gas

· PENYIMPANAN ® ALMARI KHUSUS

Cleaning :

Definisi : Membuang semua debu, benda asing atau kotoran

Indikasi : Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi

Bahan : Sabun atau detergen, air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali

Diperlukan sikat.

Desinfeksi :

Definisi : Membunuh/menghambat pertumbuhan mikriorganisme.

Indikasi : Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran dan alat

yang tidak dapat disterilkan misalnya ; alat listrik.

Desinfeksi untuk alat ventilator

- Transduser

- Kabel sensor humidifier

jenis : High Cidex

Low Alkohol, saflon 1 : 3

Sterilisasi :

Definisi : Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai sarana fisik atau kimiawi

Indikasi : Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian tubuh yang tidak steril misalnya, semua tubing ventilator sebagai sarana transportasi gas ke tubuh, dll.

SIRKUIT VENTILATOR

acil1

Prosedur :

1. Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau detergen, air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat.

2. Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama kurang lebih 24 jam.

3. Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)

4. Keringkan dengan Tubedryer, bila ada.

5. Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus :

a. Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai

kertas EtO..

b. Bila memakai sterilisator Autoclave, dibungkus dengan kain.

6. Khusus untuk alat ventilator Transduser, Kabel sensor humidifier, cukup di desinfeksi dengan Cidex (High) dan Alkohol, Saflon 1:3 (low)

Acil1

humidifikasi

HUMIDIFIKASI DAN NEBULIZER

Ns. Dan Tandi, S.Kep

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menerangkan tentang perlunya dan teknik humidifikasi gas inspirasi

2. Menerangkan teknik pembersihan secret klien dengan ventilasi mekanik

3. Menerangkan penggunaan terapi nebulizer pada klien dengan ventilasi mekanik maupun dengan napas spontan.

HUMIDIFIKASI

Pengertian : memberikan uap air hangat pada terapi oksigen untuk klien yang bernapas spontan lewat jalan napas dan klien yang menggunakan alat bantu napas.( ventilator ).

Tujuan : Melembabkan dan menghangatkan udara pernapasan yang dihirup oleh klien

Indikasi :

  1. Terapi oksigen
  2. Klien dengan jalan napas buatan (memakai pipa endotrakheal atau tracheostomy)
  3. Klien dengan sputum yang kental

Jenis jenis Humidifikasi adalah sebagai berikut :

1. Humidifilkasi dingin;

Hanya menambah sedikit uap air pada udara pernapasan misalnya cara “buble through” yang dipakai untuk menambah uap air pada terapi oksigen, pada klien yang bernapas spontan (lewat jalan napas normal).

Persiapan alat :

n Masker tracheostomy / T. Piece

n Masker transparan

n Selang oksigen

n Buble humidifikasi

n Aquadest

Persiapan Klien :

n Klien diberitahu apa yang akan dikerjakan

n Atur posisi klien

Prosedur Pemberian Humidifikasi :

n Klien diberitahu, dan alat-alat didekatkan pada klien

n Oksigen dihidupkan + flownya disesuaikan dengan kebutuhan

n Atur suhu pada alat humidifier

n Masker atau T. Piece slang oksigen dihubungkan pada botol humidifier

n Pasangkan pada klien

n Alat-alat setelah dipakai kemudian dibersihkan

n Setelah itu alat-alat dikeringkan dan disimpan dalam keadaan kering

n Kalau alat mau dipakai lagi harus dibilas dulu dengan aquadest

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

n Aquadest harus diganti tiap 24 jam

n Suhu humidifier

n Aquadest yang ada dalam botol humidifier, aquadest harus tetap ada pada batas yang telah tertera dibotol

2. Humidifikasi hangat;

Dengan pemanasan didapatkan uap air yang lebih jenuh dan hangat. Pada respiratory (Ventilasi Mekanik) humidifikasi merupakan suatu kelengkapan yang esensil dan umumnya mempunyai pengatur suhu.

Humidifikasi pada Ventilasi Mekanik.

Gas yang dihantarkan dari ventilator bersifat kering, dan fungsi jalan napas atas klien digantikan oleh alat bantu jalan napas. Efek fisiologi dari menurunnya kelembapan dapat disebabkan oleh hilangnya panas atau kelembapan. Hilangnya panas/ kelembapan dari saluran pernapasan timbul akibat humidifikasi gas yang diinspirasi. Hilangnya kelembapan dari saluran pernapasan dan keringnya saluran pernapasan menyebabkan kerusakan epitel, khususnya pada trachea dan bronkus atas, sehingga berakibat terjadinya perubahan fungsi paru seperti menurunnya compliance dan secara klinis terjadi penurunan sekresi, atelektasis dan hypoksemia.

Teknik Humidifikasi pada Ventilasi Mekanik

Humidifiers menghasilkan molekul air. Humidifiers flow tinggi yang dipanaskan dapat menghasilkan kelembapan relatif hampir 100% pada suhu yang mendekati suhu tubuh. Perlengkapan spesifik termasuk passover,cascade,wick dan humidifier fase vapour. Level air pada reservoir humidifier dapat diatur dengan cara menambahkan air secara manual, sampai tanda batas air pada yang tertera pada humidifier.

Masalah lain yang berhubungan dengan penggunaan humidifier pada sirkuit ventilator adalah resistensi flow. Tergantung dari titik tempat ventilator mentrigger usaha napas klien, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan ventilator untuk secara adekuat merespon usaha klien selama mode assist. Bila humidifier berada diantara klien dan titik trigger ventilator, kerja napas klien akan meningkat.

NEBULIZER

Terapi Inhalasi adalah cara pemberian obat via suatu alat (Nebulizer) yang dapat mengubah obat bentuk cair menjadi uap (Aerosol) sehingga dapat diinhalasi langsung masuk ke-tractus respiratorius bawah

Klien dengan ventilasi mekanik sering kali harus diberikan terapi inhalasi/nebulizer sebelum dapat di sapih dari ventilator

Pengertian : Pelembab yang membentuk aerosol, kabut butir-butir kecil air (garis tengahnya 5-10 micron)

Tujuan :

  1. Untuk mengencerkan secret dengan jalan memancarkan butir-butir air melalui jalan napas
  2. Pemberian obat-obat aerosol/ inhalasi

Dilakuan pada klien :

n Post extubasi

n Dengan status asmatikus

n Laring oedema

n Klien dengan sputum yang kental

n Sebelum dilakukan fisioterapi napas

n Pada keadaan tertentu dapat diberikan bersamaan dengan ventilator

Ada 2 jenis Nebulizer yaitu:

  1. Jet Nebulizer

Udara / gas menyemburkan butir air sedemikian rupa sehingga pecah menjadi butir-butir kecil

2. Ultrasonic Nebulizer

Getaran ultrasonic memecah air menjadi butir-butir kecil kemudian didorong oleh gas udara

Nebulizer ultrasonic lebih dipilih dibandingkan jet nebulizer oleh karena:

1. 50 % partikel berdiameter <>

2. Penguapan terus menerus dan tidak tergantung inspiratori flow.

3. Tabung yang besar dapat memberikan larutan volume yang besar

Persiapan Alat :

n Nebulizer dan kelengkapannya

n Obat-obat untuk terapi aerosol bila diperlukan

n Stetoscope

n Aquades

n Selang oksigen

n Masker transparan

n Bengkok

n Tissue

Persiapan Klien :

n Klien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan oleh petugas

n Atur posisi klien, bisa duduk atau setengah duduk

Prosedur Pemberian Nebulizer :

  1. Klien diberitahu alat-alat yang ada didekat klien
  2. Hubungkan nebulizer dengan oksigen (jet nebulizer)
  3. Nebulizer dihubungkan ke listrik, kemudian hidupkan (ultrasonic nebulizer)
  4. Waktu dan kelembaban disetel sesuai dengan kondisi klien
  5. Sebelum nebulizer diberikan dengar dulu suara napas klien
  6. Klien disuruh tarik napas panjang dan menghirup udara yang keluar dari nebulizer,

(caranya yaitu; menghirup udara melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut).

7. 10 kali napas, klien disuruh batuk dan mengeluarkan dahaknya

8. Nebulizer tanda stop, dilakukan clapping untuk mempermudah mengeluarkan secret

  1. Dengarkan suara napas lagi

10.Mulut klien dibersihkan dengan tissue

11.Alat-alat dibereskan dan dibersihkan

Setting pola ventilasi pada ventilator :

a. Pola/Mode ventilasi

· PCV kurang efektif aerosolisasi dibandingkan VCV bila memakai jet nebulizer

b.Volume Tidal :

· Volume Tidal > 500 ml menjamin Dead space bebas aerosol sehingga endapan aerosol sampai tractus inspiratorius bawah

c. Ratio I : E

· Ratio inspiratory time lebih panjang dan ekspirasi time di perpendek tapi hati-hati dapat terjadi outo PEEP.

Penempatan Nebulizer pada ventilator :

  1. Jalur Inspirasi
  2. Sebelum Y Piece
  3. Jet nebulizer yang ditempatkan pada jarak tertentu dari ETT lebih memberikan efek maksimal dibandingkan dengan bila berada diantara Y Piece dan ETT

Prosedur Penggunaan Nebulizer pada Ventilator :

1 Isi nebulizer dengan obat dan pelarut 4 s/d 6ml

2 Tempatkan Nebulizer 40 cm dari konector Y

3 Setting TV ≥ 0,5 lt inspiratori flow sampai Ti > 0,3Sc

4 Setting limit volume/pressure bila Nebulizer eksternal

5 ON kan fungsi Nebulizer dan validasi

6 Pantau Fungsi Nebulizer selama terapi

7 Pindahkan Nebulizer dari sirkuit bila terapi selesai

8 Kembalikan ke setting ventilator semula

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Waktu pemberian nebulizer

- Klien bisa mengalami keracunan air

-Tidak boleh diberikan pada klien yang batuknya tidak efektif

2. Perhatikan bentuk dan warna secret yang keluar .

3. Hati-hati pada klien post thoracotomi / open heart